Jumat, 16 September 2011

PULAU SEMPU

 
Jumat, Pukul 22.00 WIB kami memulai perjalanan ke pulau Sempu dari Jogja. Dari Terminal Giwangan dengan bus cepat menuju Surabaya dan dilanjutkan ke Malang.
Pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB kami tiba di terminal di Malang dan mulai mencari angkutan umum untuk menuju Sendang Biru, daerah tempat penyeberangan ke pulau Sempu.
 



Setelah mengurus izin, kami siap-siap menyeberang dengan menyewa sebuah perahu nelayan.

   
       Di angkutan umum menuju Sendang Biru
                                                               
                                                                                     Sendang Biru menunggu perahu untuk menyeberang
Perjalanan dengan perahu tersebut hanya memakan waktu sekitar 15 menit, dan jangan lupa untuk meminta no hp penyewa perahu agar bisa minta dijemput saat kembali dari pulau Sempu.

    
     Menuju Pulau Sempu
                   
      Di perahu penyeberangan




Tracking di pulau Sempu
Setiba di pulau Sempu, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki untuk menuju Segoro Anakan, tujuan utama perjalanan kami. 

Setelah berjalan sekitar 1 jam kami mulai mendengar suara semburan ombak, langkah pun mulai dipercepat dan akhirnya kami tiba di Segoro Anakan.  

 


Pasir pantai yang putih dan warna air Segoro Anakan yang hijau membuat kami tertegun melihat keindahan alam ini dan rasa penat serta lelah yang dirasa pun hilang.
Tiba di Pantai Segoro Anakan







Di pantai sudah berdiri banyak tenda dan beberapa orang sedang bermain di pantai.
Setelah berfoto-foto kami mulai mendirikan tenda, memasak mie dan dilanjutkan dengan bermain-main serta berenang di Segoro Anakan. Namun harus hati-hati karena banyak ubur-ubur yang bila tersengat bisa bahaya. 

Matahari pun mulai terbenam, tak lupa kami untuk melihat sunset di tepi karang. 

Sunset
Malam hari kami berkumpul di pantai sambil menghidupkan api unggun kecil. 

Pulau ini masih dijaga oleh polisi hutan yang sesekali patroli untuk melihat apakah ada wisatawan yang memotong ranting atau merusak alam karena Pulau Sempu merupakan Cagar Alam sehingga kelestarian harus terjaga. 

Hanya api unggun kecil dari ranting-ranting pohon yang jatuh di tanah yang diperbolehkan untuk dihidupkan oleh polisi hutan. 

Menikmati api unggun
 Malam itu kami menikmati angin pantai dan langit malam yang cerah dengan ribuan taburan     bintang-bintang.


Menikmati hempasan ombak
Keesokan paginya kami ke tepi karang untuk melihat matahari terbit tapi sayang matahari terhalang oleh sisi karang sehingga tidak bisa terlihat, namun kami tetap bisa menikmati angin sejuk dan hempasan ombak dari tepi karang.   



Tak beberapa lama kemudian kami kembali ke tenda untuk mengisi perut dari bekal yang kami bawa. 
Setelah perut terisi, kami pun beres-beres untuk meninggalkan pulau yang indah ini dan tak lupa kami mengabadikan beberapa momen-momen indah.
Makan dulu sebelum pulang

 
 

Menunggu perahu jemputan
Terminal di Malang

Terminal Giwangan - Jogja



















Kamis, 18 Agustus 2011

RANAI dan PESONANYA

Ranai merupakan salah satu pulau dari Kabupaten Natuna yang merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia. Pulau ini berjarak sekitar 562 km dari Kota Tanjung Pinang atau sekitar 589 km dari Kota Batam
 
Perjalanan menuju daerah ini bisa melalui trasportasi laut maupun udara. Untuk transportasi laut sangat tergantung oleh cuaca. 
 
Sedangkan melalui transportasi udara sekarang hanya bisa dengan penerbangan Lion Air dengan rute Pekanbaru - Batam - Ranai (dulu ada penerbangan dengan Riau Air Line dengan rute Pekanbaru - Tanjung Pinang - Ranai tapi sudah tidak beroperasi lagi).
 
Pemandangan pertama saat kaki menginjak daerah ini, di Bandara Udara Ranai, adalah panorama Gunung Ranai yang indah. Bandara Udara Ranai ini dikelola oleh TNI AU setempat.


 

Daerah yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, tak hanya memiliki pesona gunung yang indah, namun juga pantai yang menakjubkan, pantai ini disebut Pantai Tanjung.








Pantai Tanjung dihiasi oleh batu-batu gunung yang besar dan beberapa batu terlihat seperti diukir dengan pola garis-garis. 


Pola garis-garis tersebut terbentuk akibat kikisan dari ujan yang terus menerus dan membuat batu-batu tersebut lebih indah.




Selain Pantai Tanjung, terdapat juga Pantai Kencana. Menurut info salah satu warga, pantai ini awal nya merupakan pinggiran lautan yang kemudian ditimbun dengan pasir oleh masyarakat sehingga terbentuk daratan pasir. Oleh masyarakat sekitar, pantai ini sering juga disebut nama Pantai Stress. 

Tak hanya memiliki keindahan gunung dan pantai, gedung-gedung pemerintahan pun bisa menjadi objek wisata yang menarik. Gedung-gedung tersebut dapat kita lihat saat perjalanan dari bandara menuju daearah pantai.

Sebagian besar masyarakat bertempat tinggal disekitar daerah pantai. Tempat-tempat penginapan dapat ditemui disekitar Pantai Kencana ataupun Pantai Tanjung. Kita juga dapat menyewa mobil untuk berkeliling menikmati alam Ranai. Biaya hidup di Ranai cukup tinggi, disarankan jangan membawa uang pas-pasan untuk biaya tak terduga.